Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai
ukuran tubuh, ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk
mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan
protein (Gibson 2005).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan
terbagi atas duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis
pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier
misalnya: tinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhanmassa
jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di
bawah kulit (TLK).
Antropometri sangat umum digunakan utuk
mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan
protein dan energi.Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam
tubuh.
1. Indeks Masa Tubuh ( IMT )
IMT merupakan alat yang sangat
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB
atau BB/TB. IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan
kuadrat. Cara pengukurannya pertama-tama
ukur berat badan dan tinggi badan lalu hitung indeks masa tubuh dengan
menggunakan rumus yaitu :
Klasifikasi
|
BMI (kg/m2)
|
Underweight
|
<18,50
|
- Severe thinness
- Moderate thinness
- Mild thinness
|
<16,00
16,00-16,99
17,00-18,49
|
Normal
|
18,50-24,49
|
Overweight
|
>25,00
|
- Pre-obesitas
|
25,00-29,99
|
Obesitas
|
>30,00
|
-
Obesitas kelas I
-
Obesitas kelas II
-
Obesitas kelas III
|
30,00-34,99
35,00-39,99
>40,00
|
Sumber:
WHO, 1995, WHO, 2000 dan 2004,
•
Kelemahan IMT:
–
Tidak membedakan BB dengan otot/lemak tubuh,
misalnya orang dengan BMI yang sama kemungkinan mempunyai perbedaan dalam massa
lemak atau massa tubuh tanpa lemak
– BMI tidak memberikan indkasi tentang
distribusi lemak tubuh. Untuk mengatasi kelemahan ini, Lingkar perut atau tebal
lipatan kulit (skinfold) dapat digunakan.
2. Pengukuran
Berat Badan
Berat
badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal,
dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan
zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.
Sebnaliknya dalam keadaan yang abnormal, terhadap dua kemungkinan perkembangan
barat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari kedaan normal. Berat
badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan
intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan
penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus
selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup
maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan
cara menimbang (Anggraeni, 2012).
Pengukuran Berat Badan pada Orang Normal
a.
Timbangan Injak.
b. Timbangan dengan
pengukur tinggi badan Contoh timbangan yang lengkap dengan pengukur tinggi
badan.
Cara Pengukuran Berat Badan
Pengukuran
berat badan menggunakan alat ukur timbangan, alat ukur ini digunakan baik untuk
mengukur berat badan orang dewasa dan anak yang sudah bisa berdiri. Langkah
pertama adalah penyiapan alat ukur, yaitu:
-
Meletakan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras.
-
Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani,
maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas
dari alas yang tebal.
-
Pastikan alat timbang menunjukkan angka 00.00 sebelum melakukan
penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut. Jika alat timbang tidak
menunjukkan angka 00.00 lakukan hal sebagai berikut:
-
Periksa apakah ada baterai pada alat timbang tersebut.
-
Periksa apakah posisi positif dan negatif baterai sudah sesuai.
-
Ganti baterai baru (testor harus membawa baterai cadangan selama
kegiatan pegnukuran dilakukan).
Persiapan sebelum melakukan
pengukuran:
-
Jelaskan kepada peserta tes/testi tujuan dari pengukuran berat badan dan
berikan kesempatan untuk bertanya.
-
Pastikan bahwa peserta tes tidak menggunakan pakaian tebal agar
mendapatkan berat badan seakurat mungkin.
Cara pengukuran berat badan:
-
Ketika atal timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah testi untuk
berdiri di tengah-tengah alat timbang.
-
Pastikan posisi badan testi dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala
lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk. Testor dapat membantu testi berdiri
dengan baik di atas timbangan dan untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu
sehingga dapat mempengaruhi hasil timbangan.
- Setelah testi berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan
menunjukkan hasil penimbangan. Testor segera mencatat hasil penimbangan
tersebut dan mintalah testi untuk turun.
3. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran
tinggi badan seseorang dapat menggunakan alat ukur microtoice dengan persiapan
alat sebagai berikut:
-
Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding
agar tegak lurus.
- Letakkan pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut
dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
- Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang
berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan
angka nol (0). Kemudian dipaku atau direkatkan dengan lakban pada bagian atas
mecrotoise.
-
Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada
posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
4. Rasio Lingkar Pinggang dan
Panggul
Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul
yang menghasilkan indeks tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan
lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk
mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah
untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi,
dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara
tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi
normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukur penonjolan terbesar pantat,
biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter
dengan ketelitian 0,1 cm.
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada
beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya
produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada
kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan
penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur
yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar
pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih danposisi
pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil
yang berbeda. Alat yang digunakan untuk
mengukur Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul adalah metlin/meteran kain.
Berikut ini cara mengukur lingkar pinggang dengan benar:
1.
Persiapan
Gunakan meteran yang
biasa digunakan untuk membuat baju. Lepaskan kaus dan bebaskan pinggang dari
rok atau celana panjang sehingga bagian tengah perut terekspos. Berdirilah di
depan cermin jika mungkin sehingga Anda dapat mengukur lingkar pinggang dengan
benar
2.
Temukan spot yang tepat
Tekan jemari Anda pada
batang tubuh di dekat bagian kanan pinggang. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan tulang
dasar panggul. Teruslah menekan dan
pindahkan jari di sepanjang tepi tulang pinggul sampai Anda menemukan
lengkungan atas tulang tersebut. Titik tertinggi akan terletak di sisi batang
tubuh, hanya sedikit di bagian bawah tulang iga. Spot ini berada di dekat atau
pada level yang sama dengan pusar Anda.
3.
Lingkarkan meteran
Posisikan meteran secara
horizontal di spot atas tulang pinggul. Kemudian lingkarkan di seputar perut dan seluruh batang
tubuh. Pastikan meteran itu
melintang secara horizontal. Tempatkan ujung meteran angka 0 di spot sementara
sisanya melingkari perut dan batang tubuh.
4.
Ukur
Jangan mengecilkan
perut. Berdirilah tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda mengukur
perut. Pastikan juga agar pita meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah
pada nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari
pinggang. Itulah ukuran pinggang Anda ( Noname, 2008)
5. Lingkar Lengan atas
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data
umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan
jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak
lebih dari 6 cm dari radial. Lingkar paha diukur di bagian paha, yaitu titik
pertengahan antara titik paling proksimal tulang patella dan titik pertengahan
lipat paha. Titik tengah lipat paha ditentukan dengan jalan menentukan terlebih
dahulu letak SIAS ketika (subjek masih berdiri), dan simfasis pubis. Lingkar
betis dapat diukur baik dalam keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek
berdiri, berat badan harus tertumpu pada kedua kaki secara merata, dan jarak
kedua kaki sekitar 25 cm. Jika subjeknya duduk, kedua kaki harus dijuntaikan.
Pita pengukur kemudian dilingkarkan ke betis (tegak lurus dengan aksis
memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk mencari diameter terbesar. Hasil
pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 mm (Arisman, 2007)
Ambang Batas Pengukuran
LiLA
Klasifikasi
|
Batas Ukur
|
Wanita Usia Subur
|
|
KEK
|
< 23,5 cm
|
Normal
|
23,5 cm
|
Bayi Usia 0-30 hari
|
|
KEP
|
< 9,5 cm
|
Normal
|
9,5 cm
|
Balita
|
|
KEP
|
< 12,5 cm
|
Normal
|
12,5 cm
|
Sumber: Sirajuddin, 2012
Cara pengukuran lingkar lengan
atas sebagai berikut :
a. Tentukan lokasi lengan yang
diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal
lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa
aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga
ukurannya lebih stabil
b. Lingkarkan
alat pengukur pada lengan bagian atas. Hindari penekanan pada lengan
yang diukur saat pengukuran.
c. Tentukan
besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur
d. Catat hasil pada KMS.
6. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran
lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor
ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya
adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5
cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm.
Pada 6 bulan pertama ini,
pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian
tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun,
setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10
cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar