Selasa, 22 November 2016

Antopometri Pada Orang Dewasa

Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh, ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan protein (Gibson 2005).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh   yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier misalnya: tinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK).

Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
      1.      Indeks Masa Tubuh ( IMT )
IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara  pengukurannya pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badan lalu hitung indeks masa tubuh dengan menggunakan rumus yaitu :
Klasifikasi
BMI (kg/m2)
Underweight
<18,50
-     Severe thinness
-     Moderate thinness
-     Mild thinness
<16,00
16,00-16,99
17,00-18,49
Normal
18,50-24,49
Overweight
>25,00
-     Pre-obesitas
25,00-29,99
Obesitas
>30,00
-          Obesitas kelas I
-          Obesitas kelas II
-          Obesitas kelas III
30,00-34,99
35,00-39,99
>40,00
Sumber: WHO, 1995, WHO, 2000 dan 2004,

      Kelemahan IMT:
     Tidak membedakan BB dengan otot/lemak tubuh, misalnya orang dengan BMI yang sama kemungkinan mempunyai perbedaan dalam massa lemak atau massa tubuh tanpa lemak
    BMI tidak memberikan indkasi tentang distribusi lemak tubuh. Untuk mengatasi kelemahan ini, Lingkar perut atau tebal lipatan kulit (skinfold) dapat digunakan.
           2.      Pengukuran Berat Badan
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebnaliknya dalam keadaan yang abnormal, terhadap dua kemungkinan perkembangan barat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari kedaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni, 2012). 

Pengukuran Berat Badan pada Orang Normal
a.       Timbangan Injak.




Timbangan injak biasanya digunakan utuk mengetahui berat badan pada orang normal remaja dan dewasa.  
b.   Timbangan dengan pengukur tinggi badan Contoh timbangan yang lengkap dengan pengukur tinggi badan.
Cara Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan menggunakan alat ukur timbangan, alat ukur ini digunakan baik untuk mengukur berat badan orang dewasa dan anak yang sudah bisa berdiri. Langkah pertama adalah penyiapan alat ukur, yaitu:
-          Meletakan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras.
-          Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani, maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas dari alas yang tebal.
-          Pastikan alat timbang menunjukkan angka 00.00 sebelum melakukan penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut. Jika alat timbang tidak menunjukkan angka 00.00 lakukan hal sebagai berikut:
-          Periksa apakah ada baterai pada alat timbang tersebut.
-          Periksa apakah posisi positif dan negatif baterai sudah sesuai.
-          Ganti baterai baru (testor harus membawa baterai cadangan selama kegiatan pegnukuran dilakukan).

Persiapan sebelum melakukan pengukuran:
-          Jelaskan kepada peserta tes/testi tujuan dari pengukuran berat badan dan berikan kesempatan untuk bertanya.
-          Pastikan bahwa peserta tes tidak menggunakan pakaian tebal agar mendapatkan berat badan seakurat mungkin.
Cara pengukuran berat badan:
-          Ketika atal timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah testi untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
-          Pastikan posisi badan testi dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk. Testor dapat membantu testi berdiri dengan baik di atas timbangan dan untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu sehingga dapat mempengaruhi hasil timbangan.
-    Setelah testi berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan menunjukkan hasil penimbangan. Testor segera mencatat hasil penimbangan tersebut dan mintalah testi untuk turun. 

3.      Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran ini digunakan utnuk mengukur tinggi badan anak yang telah dapat berdiri tanpa bantuan. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat pengukur tinggi (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Pengukuran tinggi badan seseorang dapat menggunakan alat ukur microtoice dengan persiapan alat sebagai berikut:
-          Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agar tegak lurus.
-         Letakkan pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
-    Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka nol (0). Kemudian dipaku atau direkatkan dengan lakban pada bagian atas mecrotoise.
-          Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

4.      Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul
Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukur penonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih danposisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang berbeda. Alat yang digunakan untuk mengukur Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul adalah metlin/meteran kain.

Berikut ini cara mengukur lingkar pinggang dengan benar:
1.      Persiapan
Gunakan meteran yang biasa digunakan untuk membuat baju. Lepaskan kaus dan bebaskan pinggang dari rok atau celana panjang sehingga bagian tengah perut terekspos. Berdirilah di depan cermin jika mungkin sehingga Anda dapat mengukur lingkar pinggang dengan benar
2.      Temukan spot yang tepat
Tekan jemari Anda pada batang tubuh di dekat bagian kanan pinggang. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan tulang dasar panggul. Teruslah menekan dan pindahkan jari di sepanjang tepi tulang pinggul sampai Anda menemukan lengkungan atas tulang tersebut. Titik tertinggi akan terletak di sisi batang tubuh, hanya sedikit di bagian bawah tulang iga. Spot ini berada di dekat atau pada level yang sama dengan pusar Anda.
3.      Lingkarkan meteran
Posisikan meteran secara horizontal di spot atas tulang pinggul. Kemudian lingkarkan di seputar perut dan seluruh batang tubuh. Pastikan meteran itu melintang secara horizontal. Tempatkan ujung meteran angka 0 di spot sementara sisanya melingkari perut dan batang tubuh.
4.      Ukur
Jangan mengecilkan perut. Berdirilah tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda mengukur perut. Pastikan juga agar pita meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah pada nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang. Itulah ukuran pinggang Anda ( Noname, 2008)

5.      Lingkar Lengan atas
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6 cm dari radial. Lingkar paha diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan antara titik paling proksimal tulang patella dan titik pertengahan lipat paha. Titik tengah lipat paha ditentukan dengan jalan menentukan terlebih dahulu letak SIAS ketika (subjek masih berdiri), dan simfasis pubis. Lingkar betis dapat diukur baik dalam keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek berdiri, berat badan harus tertumpu pada kedua kaki secara merata, dan jarak kedua kaki sekitar 25 cm. Jika subjeknya duduk, kedua kaki harus dijuntaikan. Pita pengukur kemudian dilingkarkan ke betis (tegak lurus dengan aksis memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk mencari diameter terbesar. Hasil pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 mm (Arisman, 2007)
Ambang Batas Pengukuran LiLA
Klasifikasi
Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK
< 23,5 cm
Normal
 23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP
< 9,5 cm
Normal
 9,5 cm
Balita
KEP
< 12,5 cm
Normal
12,5 cm
            Sumber: Sirajuddin, 2012

Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a.       Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil
b.      Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas. Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
c.       Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur
d.      Catat hasil pada KMS.

6.      Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm.
Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar