Selasa, 29 November 2016

The Environmental of Health

A.    Ruang Lingkup Lingkungan
Lingkungan adalah ruang lingkup hidup manusia yang terdiri atas lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik antara lain, manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Menurut UU RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (1) dalam Ricki M. Mulia, 2005 : “lingkungan hidup adalah kesatuan ruangan dengan semua benda daya keadaan da makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi langsung perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”. Sedangkan lingkungan abiotik adalah segala sesuatu yang dikenal dengan lingkungan fisik seperti, air, udara, dan tanah.
Menurut Notoatmojo (1996), kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Hal ini berbeda dengan apa yang dikemukakan Moeller (1992), bahwa kesehatan lingkungan adalah bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi pengertian pada penilaian, pemahaman, dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Contohnya, akses terhadap air bersih, jamban/ tempat BAB, sampah, polusi, sanitasi tempat umum, Bahan Beracun Berbahaya (B3), kebersihan TPU (Tempat Pelayanan Umum).
B.     Analisis derajat ( masalah ) kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan mental.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend / kecenderungan).
Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang dihadapi . Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat dan waktu .
Dalam menganalisis masalah kesehatan diperlukan kemampuan untuk mengaplikasikan metode dan konsep epidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran yang digunakan dalam menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian).
1.      Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi.
2.      Morbiditas
Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik, biologis,  dan sosial-ekonomi.
1.      Lingkungan fisik
Kinerja manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan fisik. Lingkungan fisik bisa berupa suhu, cuaca, manusia lain, pemandangan, suara, bau, dan lain-lain. Yang semua aspek tersebut besar kecilnya dapat mempengaruhi terjadinya penyakit dan tingkat kesehatan masyarakat.
2.      Lingkungan biologis
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang tenak, dan lain-lain. Ada berbagai jenis indikator dalam menganalisis lingkungan bilogis seperti akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah, keberadaan vektor penyakit. Tergantung dari jenis datanya.
3.      Lingkungan sosial-ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan. Tingkat ekonomi masyarakat juga juga dapat menjadi indikator dari kemampuan masyarakat untuk ikut menikmati pelayanan kesehatan. Adanya akses ke pelayanan kesehatan saja belum dapat dijadikan jaminan bahwa mereka akan dapat pelayanan kesehatan secara optimal.
            Adapun beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh lingkungan antara lain diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Diare
            Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air bersih, dan konsentrasi tinja yang encer. Ada beberapa penyebab seseorang terkena diare antara lain, Cyclospora cayetanensis, total kloriform (E.coli, E.aurescens), kolera, golongan virus dan patogen perut lainnya.

            Penularannya bisa terjadi melalui jalan tinja mengontaminasi makanan secara langsung maupun tidak langsung (melalui lalat). Untuk beberapa jenis bakteri, ternak merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi, secara umum manusia dapat juga menjadi sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat lingkungan yang tidak sehat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar