Selasa, 29 November 2016

Memilih Media dalam Komunikasi Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
                        Daya persuasi atau pengaruh suatu pesan sangat tergantung pada media apa yang dipilih komunikator untuk memindahkan pesan atau informasi kesehatan. Ada beragam media yang dapat digunakan, mulai dari media sensoris hingga media yang diciptakan manusia. Melalui media sensoris dalam komunikasi tatap muka kita dapat menikmati efektivitas komunikasi karena komunikasi tatap muka merupakan konteks komunikasi yang paling efektif, karena mempunyai kemampuan persuasi yang lebih tinggi daripada media lain. Jika ingin menyebarluaskan informasi secara lengkap, sebaiknya menggunakan media tertulis,jika kita mengutamakan peranan telinga untuk mendengarkan pesan maka gunakan radio. Ini berarti, peranan media sangat besar dalam komunikasi kesehatan, dan semuanya tergantung dari peranan komunikator memanfaatkan atau memanipulasi peranan media.
1.2       Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi rumusan masalah, yaitu :
1.    Seperti apa media sensoris dan institusional manusia?
2.    Bagaimana media  dalam proses komunikasi massa?
3.    Bagaimana media massa dalam proses proses komunikasi massa?
4.    Apa tujuan dalam komunikasi (massa) kesehatan?
5.    Bagaimana karakteristik setiap media yang ada?
6.    Bagaimana media sebagai institusi dan agen sosialisasi?
1.3       Tujuan Penulisan
1.     Untuk mengetahui media sensoris dan institusional manusia.
2.     Untuk mengetahui media dalam proses komunikasi massa.
3.     Untuk mengetahui media massa dalam proses komunikasi massa.
4.     Untuk mengetahui tujuan dalam komunikasi (massa) kesehatan.
5.     Untuk mengetahui karakteristik setiap media.

6.     Untuk mengetahui media sebagai institusi dan agen sosialisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Media Sensoris dan Institusional Manusia
1.        Media Sensoris
Sebelum ditemukanya median modern yang mempermudah komunikasi antarmanusia, secara tradisional kita mengenal media sensoris atau saluran sensoris. Sensory channel atau saluran sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Saluran sensoris itu adalah “panca indera”.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh:
1)      Kita mengunakan mata untuk melihat sesuatu yang ada diluar diri kita, mata kita menangkap “sesuatu” yang dikenai cahaya sehingga pada gilirannya kita menangkap suatu pesan tentang apa yang kita lihat.
2)      Kita juga menggunakan telinga untuk mendengar rintihan anak yang sedang sakit itu. Mungkin dia sedang berteriak memanggil ibunya yang berdiri di samping pembaringan di UGD RS. Suara anak yang kita tangkap dengan telinga itu merupakan pesan bahwa dia sedang menahan sakit.
3)      Kita juga menggunakan tangan untuk memegang tangan si anak, namun seketika kita memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena sentuhan kita, reaksi dari sentuhan itu memberikan pesan bahwa anak itu sedang menahan sakit pada tangannya.
4)      Mungkin kita mencium bau obat yang digosokkan pada bagian tangan si anak, obat menampilkan bau dan bau itu memberikan kepada kita pesan bahwa obat itu khusus dipoleskan pada bagian tangan anak yang patah itu.
5)      Sang ibu mungkin diminta menjilat sebutir kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian obat itu diberikan kepada anaknya. Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat itu tidak terlalu pahit sehingga dia memaksa anakanya segera meminumnya. Bagi kita yang melihatnya ada pesan bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan sesuatu.
Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa manusia menggunakan panca inderanya untuk menangkap atau menerima pesan dari luar dirinya, kemudian dia memberikan makna tertentu dari apa yang dia lihat, dia dengar, dia sentuh, dia cium, dan dia rasakan. Inilah media sensoris yang digunakan manusia untuk mengalihkan atau menerima pesan, bahkan karena media sensoris itu ada dalam diri kita sendiri maka sebagian ahli komunikasi menganggap bahwa media sensoris itu juga merupakan pesan.
Model komunikasi yang dikemukakan David K.Berlo menggambarkan bahwa dalam tubuh manusia ada media yang kita sebut sensoris, dan masing-masing media itu dapat bekerja sendiri, harus ada struktur hubungan antarmedia. Mata memang melihat namun telinga juga mendengar, sambil melihat dan mendengar manusia menyentuh. Dengan demikian, ada hubungan saling menunjang antar satu atau lebih saluran sensoris untuk memperlancar pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan.
2.      Media Merupakan Perluasan dari Peran Manusia
Marshall Mc.Luchan, sosiolog asal Canada, untuk pertama kalinya mengemukakan bahwa sebenarnya teknologi media yang kita temukan sekarang tidak lain merupakan perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena itu dia berpendirian bahwa “ medium is the extension of man”, media merupakan perluasan dari manusia (baca: perluasan dari peranan panca indera manusia ). Artinya, dalam komunikasi antarpersonal (terutama) pesan dialihkan melalui media sensoris, atau simbol verbal dan non verbal melewati suatu proses pengalihan cahaya atau sinar bagi penglihatan (mata), gelombang suara bagi pendengar (telinga), objek bagi perabaan atau sentuhan (tangan), bau ( pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah.
Baik media sensoris maupun perluasan peran dari media sensoris itulah yang kita kenal dengan institutionalized media, atau saluran yang sudah sangat dikenal dan digunakan manusia dalam komunikasi antarpersonal, percakapan tatap muka.
3.      Tiga Jenis Media Menurut John Fiske
John Fiske dalam bukunya Introduction to Communication studies (1982) membagi media dalam tiga kelompok utama yang dia sebut sebagai:
1)   Presentational media adalah tampilan wajah, suara, atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi tatap muka.
1)   Representational media adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi music, arsitektur, pertamanan, dll. Semua jenis media ini memiliki konvensi estetika baik secara teknis maupun praktik.
2)   Mechanical media adalah radio, televise, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan untuk memperkuat dua fungsi media diatas. Misalnya surat kabar merekam tampilan wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video merekam suatu komposisi musik.
2.2       Media Massa dalam Proses Komunikasi Massa
   1. Arti Komunikasi Massa
1)      Komunikasi massa adalah proses untuk memproduksi dan mensosialisasi atau institusionalisasi ( difusi, membagi) pesan atau informasi dari sebuah sumber kepada sasaran penerima.
2)      Komunikasi massa merupakan komunikasi satu arah yang merupakan kebalikan dari komunikasi tatap muka antarpribadi yang dua arah .
3)      Ada dua ciri khas utama dari komunikasi massa adalah karakteristik MEDIA dan MASSA.
2. Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Yang dimaksud dengan proses komunikasi massa adalah gambaran tentang bagaimana cara kerja atau rangkaayan aktivitas komunikaasi dalam komunikasi massa. Rangkayan itu sama dengan proses komunikasi pada umumnya yang meliputi beberapa unsur : pengirim, pesan, media, penerima, dampak, ganguan, dan konteks. Suatu proses komunikasi massa biasa ditunjukan oleh sebuah definisi sederhana tentang komunikasi dari laswell yang mengatakan bahwa komunikasi adalah jawaban atas pertanyaan : siapa mengatakan tentang apa dalam cara apa kepada siapa dengan efek apa.
3. Karakteristik dan Sifat Media Massa
                   Melalui media massa, maka pesan dikirimkan oleh komunikator kesehatan kepada komunikan. Media dalam komunikaso kesehatan dengan massa yang paling banyak digunakan adalah media massa yang mempunyai karakteristik :
-       Industri, media sekaligus merupakan industri untuk memperbanyak pesan yang akan dikirimkan kepada sasaran.
-        Penyebaran media secara fisik sebagai artefak.
-       Teknologi yang memungkinkan media melakukan manipulasi pesan-pesan kesehatan ke dalam simbol-simbol Bahasa yang dapat ditangkap oleh mata, telinga, perasaan, dan lain-lain.
Karakteristik media massa dapat disebutkan sebagai berikut :
-        Tersusun  dalam suatu organisasi yang formal dan kompleks.
-        Berhubungan langsung dengan audience yang luas.
-        Mengarah kepada kepentingan publik.
-       Audience adalah majemuk, ada banyak kondisi di kalangan audience yang berbeda.
-     Media massa dapat mengembangkan kontak yang serentak dengan jumlah orang banyak dalam jarak yang jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah satu sama lain.
-        Hubungan antara komunikator bersifat unik dan kolektif.
4. Tujuan media dalam komunikasi (massa) kesehatan
-          Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dam perilaku kesehatan.
-          Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain.
-          Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan anjuran tindakan kesehatan.
-          Membentuk pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
-          Meningkatkan aspirasi di bidang kesehatan.
-          Mengajarkan masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan informasi di bidang kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.
-          Berpartisipasi dalam keputusan atas hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
-          Mengubah struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen di bidang kesehatan.
-          Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dan lain-lain.
5. Karakteristik Spesifik dari Masing-masing media
Karakteristik SURAT KABAR dan MAJALAH :
1. Terbit secara teratur atau frekuensi – regular
2. Berbentuk komoditi
3. Isi pesan bisa formal dan informal
4. Berfungsi sesuai dengan iklim publik
5. Audience adalah masyarakat rural, urban dan cosmopolitan.
6. Relatif lebih bebas.
Karakteristik FILM :
1. Teknologi audio visual.
2. Ditampilkan untuk publik.
3. Daya Tarik universal dan meluas.
4. Dikuasai oleh gambaran fiksi.
5. Karakter internasional.
6. Regulasi ditentukan oelh publik.
7. Karakter ideologis sangat kuat.
Karakteristik RADIO dan TELEVISI :
1. Mempunyai keluaran yang sangat luas, menjangkau audience yang sangat jauh dan tak saling mengenal.
2. Tampilan pesan dalam audio visual.
3. Teknologi dan organisasi pengelolah yang kompleks.
4. Peranannya sangat ekstensif.
5. Berorientasi pada karakter publik.
6. Karakter nasional dan inernasional.
7. Isi media sangat bervariasi.
8. Regulasi lebih ketat.
Karakteristik MUSIK REKAMAN :
1. Teknologi pengganda pesan yang serempak.
2. Tekanan teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan.
3. Regulasi yang mengaturnya berskala rendah.
4. Derajat internalisasi sangat tinggi.
5. Cocok untuk sasaran orang muda.
6. Berpotensi besar untuk disubversi
7. Fragmentasi organisasi.
8. Peluang resepsi yang beragam
Karakteristik TELEMATIK :
1. Teknologi berbasis pada computer.
2. Mempunyai karakter hibrida dan tingkat keluwesan yang tinggi.
. Potensial untuk interaktif.
4. Fungsi pribadi dan publik.
5. Regulasi untuk mengaturnya sangat rendah.
6.Bersifat interconnectedness – berkaitan dan bergantung satu sama lain.
1.      Institusi religious
1.      Media Sebagai Institusi
Media masa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebar-luaskan informasi dalam bentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan perilaku yang sudah diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat.
Masyarakt mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang menyebarluaskan informasi, memengaruhi, menghibur, mendidik dan membimbing tindakan atau perilaku individu sebagai suatu anggota kelompok masyarakat, atau membimbing cara-cara bagaimana setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.
Kini, dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah menjalankan semua tugas dari institusi social yang ada dalam masyarakat. Jadi, peranan media sangat unik dan kompleks karena “mengambil peran” institusi social.
2.      Media sebagai agen sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social yang luas melalui pembelajaran (leraning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
Ada lima unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu :
1.      Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana kebudayaan (kepercayaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral, variasi keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2.      Bahwa nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari individu/kelompok disebarkan ke masyarakat.
3.      Bahwa ke dalam/internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dalam penghayatan cara hidup terorganisir.
4.      Bahwa ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternal ke internal melalui proses belajar.
5.      Bahwa proses belajar itu melalui sebuah agen-media massa.
Media massa juga menampilkan/mensosialisasikan sejumlah informasi, peran yang bersifat :
1.      Homogenisasi nilai dan norma/monolitik
2.      Konsumerisme
3.      Nilai-> keindahan, kekerasan, kekuasaan, sopan santun, dll.
4.      Meniru peran
5.      Berkurangnya keakraban dan keterlibatan
6.      Selektif sehingga orang harus memilih/minat tertentu
7.      Menyusun jadwal kegiatan hidup
Peluang untuk mensosialisasikan nilai atau norma dari satu kebudayaan kepada banyak orang justru dimiliki oleh media. Dalam cara pandang sosiologi-komunikasi, media berperan sebagai agen sosialisasi. Artinya, media massa memengaruhi perilaku kita.
BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Media sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Kedudukan media massa sebenarnya ada dalam proses komunikasi massa disamakan. Media juga berperan sebagai institusi social karena media melaksanakan seperangkat peran. Media sebagai agen sosialisasi karena media menjalankan fungsi menyebarluaskan nilai dan norma social masyarakat demi proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social melalui pembelajaran dan pembatinan terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
3.2       Kritik dan Saran
Sebaiknya makalah  ini dilengkapi dengan materi-materi lainnya yang dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo ., Dr., Prof., M.S., Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Pelajar
DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah Dasar, Edisi Kelima, Edisi Bahasa Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997.
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bandung, 1993.
Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.
Winarni, Komunikasi Massa (suatu pengantar), UMM, Malang 2003.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar