BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daya persuasi atau
pengaruh suatu pesan sangat tergantung pada media apa yang dipilih komunikator
untuk memindahkan pesan atau informasi kesehatan. Ada beragam media yang dapat
digunakan, mulai dari media sensoris hingga media yang diciptakan manusia.
Melalui media sensoris dalam komunikasi tatap muka kita dapat menikmati
efektivitas komunikasi karena komunikasi tatap muka merupakan konteks
komunikasi yang paling efektif, karena mempunyai kemampuan persuasi yang lebih
tinggi daripada media lain. Jika ingin menyebarluaskan informasi secara
lengkap, sebaiknya menggunakan media tertulis,jika kita mengutamakan peranan
telinga untuk mendengarkan pesan maka gunakan radio. Ini berarti, peranan media
sangat besar dalam komunikasi kesehatan, dan semuanya tergantung dari peranan
komunikator memanfaatkan atau memanipulasi peranan media.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah, yaitu :
1.
Seperti
apa media sensoris dan institusional manusia?
2.
Bagaimana
media dalam proses komunikasi massa?
3.
Bagaimana
media massa dalam proses proses komunikasi massa?
4.
Apa
tujuan dalam komunikasi (massa) kesehatan?
5.
Bagaimana
karakteristik setiap media yang ada?
6.
Bagaimana
media sebagai institusi dan agen sosialisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui media sensoris dan institusional manusia.
2.
Untuk
mengetahui media dalam proses komunikasi massa.
3.
Untuk
mengetahui media massa dalam proses komunikasi massa.
4.
Untuk
mengetahui tujuan dalam komunikasi (massa) kesehatan.
5.
Untuk
mengetahui karakteristik setiap media.
6.
Untuk
mengetahui media sebagai institusi dan agen sosialisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Media
Sensoris dan Institusional Manusia
1.
Media
Sensoris
Sebelum ditemukanya median modern yang mempermudah
komunikasi antarmanusia, secara tradisional kita mengenal media sensoris atau
saluran sensoris. Sensory channel
atau saluran sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk
mengirimkan dan menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan
manusia. Saluran sensoris itu adalah “panca indera”.
Berikut ini akan diberikan
beberapa contoh:
1)
Kita
mengunakan mata untuk melihat sesuatu yang ada diluar diri kita, mata kita
menangkap “sesuatu” yang dikenai cahaya sehingga pada gilirannya kita menangkap
suatu pesan tentang apa yang kita lihat.
2)
Kita
juga menggunakan telinga untuk mendengar rintihan anak yang sedang sakit itu.
Mungkin dia sedang berteriak memanggil ibunya yang berdiri di samping
pembaringan di UGD RS. Suara anak yang kita tangkap dengan telinga itu
merupakan pesan bahwa dia sedang menahan sakit.
3)
Kita
juga menggunakan tangan untuk memegang tangan si anak, namun seketika kita
memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena sentuhan kita, reaksi dari
sentuhan itu memberikan pesan bahwa anak itu sedang menahan sakit pada
tangannya.
4)
Mungkin
kita mencium bau obat yang digosokkan pada bagian tangan si anak, obat
menampilkan bau dan bau itu memberikan kepada kita pesan bahwa obat itu khusus
dipoleskan pada bagian tangan anak yang patah itu.
5)
Sang
ibu mungkin diminta menjilat sebutir kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian
obat itu diberikan kepada anaknya. Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat
itu tidak terlalu pahit sehingga dia memaksa anakanya segera meminumnya. Bagi
kita yang melihatnya ada pesan bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan
sesuatu.
Contoh-contoh
diatas menunjukkan bahwa manusia menggunakan panca inderanya untuk menangkap
atau menerima pesan dari luar dirinya, kemudian dia memberikan makna tertentu
dari apa yang dia lihat, dia dengar, dia sentuh, dia cium, dan dia rasakan.
Inilah media sensoris yang digunakan manusia untuk mengalihkan atau menerima
pesan, bahkan karena media sensoris itu ada dalam diri kita sendiri maka
sebagian ahli komunikasi menganggap bahwa media sensoris itu juga merupakan
pesan.
Model
komunikasi yang dikemukakan David K.Berlo menggambarkan bahwa dalam tubuh
manusia ada media yang kita sebut sensoris, dan masing-masing media itu dapat
bekerja sendiri, harus ada struktur hubungan antarmedia. Mata memang melihat
namun telinga juga mendengar, sambil melihat dan mendengar manusia menyentuh.
Dengan demikian, ada hubungan saling menunjang antar satu atau lebih saluran
sensoris untuk memperlancar pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan.
2.
Media
Merupakan Perluasan dari Peran Manusia
Marshall Mc.Luchan, sosiolog asal Canada, untuk
pertama kalinya mengemukakan bahwa sebenarnya teknologi media yang kita temukan
sekarang tidak lain merupakan perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena
itu dia berpendirian bahwa “ medium is
the extension of man”, media
merupakan perluasan dari manusia (baca: perluasan dari peranan panca indera
manusia ). Artinya, dalam komunikasi antarpersonal (terutama) pesan dialihkan
melalui media sensoris, atau simbol verbal dan non verbal melewati suatu proses
pengalihan cahaya atau sinar bagi penglihatan (mata), gelombang suara bagi
pendengar (telinga), objek bagi perabaan atau sentuhan (tangan), bau (
pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah.
Baik media sensoris maupun
perluasan peran dari media sensoris itulah yang kita kenal dengan institutionalized media, atau saluran
yang sudah sangat dikenal dan digunakan manusia dalam komunikasi antarpersonal,
percakapan tatap muka.
3.
Tiga
Jenis Media Menurut John Fiske
John Fiske dalam bukunya Introduction to Communication studies
(1982) membagi media dalam tiga kelompok utama yang dia sebut sebagai:
1) Presentational
media adalah
tampilan wajah, suara, atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam
kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan non verbal
dalam komunikasi tatap muka.
1) Representational
media adalah
media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi music, arsitektur, pertamanan,
dll. Semua jenis media ini memiliki konvensi estetika baik secara teknis maupun
praktik.
2) Mechanical
media adalah
radio, televise, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan
untuk memperkuat dua fungsi media diatas. Misalnya surat kabar merekam tampilan
wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video
merekam suatu komposisi musik.
2.2 Media
Massa dalam Proses Komunikasi Massa
1. Arti Komunikasi Massa
1)
Komunikasi
massa adalah proses untuk memproduksi dan mensosialisasi atau
institusionalisasi ( difusi, membagi) pesan atau informasi dari sebuah sumber
kepada sasaran penerima.
2)
Komunikasi
massa merupakan komunikasi satu arah yang merupakan kebalikan dari komunikasi
tatap muka antarpribadi yang dua arah .
3)
Ada
dua ciri khas utama dari komunikasi massa adalah karakteristik MEDIA dan MASSA.
2. Proses dan Unsur-Unsur
Komunikasi Massa
Yang
dimaksud dengan proses komunikasi massa adalah gambaran tentang bagaimana cara
kerja atau rangkaayan aktivitas komunikaasi dalam komunikasi massa. Rangkayan
itu sama dengan proses komunikasi pada umumnya yang meliputi beberapa unsur :
pengirim, pesan, media, penerima, dampak, ganguan, dan konteks. Suatu proses
komunikasi massa biasa ditunjukan oleh sebuah definisi sederhana tentang
komunikasi dari laswell yang mengatakan bahwa komunikasi adalah jawaban atas
pertanyaan : siapa mengatakan tentang apa
dalam cara apa kepada siapa dengan efek apa.
3.
Karakteristik dan Sifat Media Massa
Melalui
media massa, maka pesan dikirimkan oleh komunikator kesehatan kepada komunikan.
Media dalam komunikaso kesehatan dengan massa yang paling banyak digunakan
adalah media massa yang mempunyai karakteristik :
-
Industri,
media sekaligus merupakan industri untuk memperbanyak pesan yang akan
dikirimkan kepada sasaran.
-
Penyebaran
media secara fisik sebagai artefak.
-
Teknologi
yang memungkinkan media melakukan manipulasi pesan-pesan kesehatan ke dalam
simbol-simbol Bahasa yang dapat ditangkap oleh mata, telinga, perasaan, dan
lain-lain.
Karakteristik
media massa dapat disebutkan sebagai berikut :
-
Tersusun dalam suatu organisasi yang formal dan
kompleks.
-
Berhubungan
langsung dengan audience yang luas.
-
Mengarah
kepada kepentingan publik.
-
Audience
adalah majemuk, ada banyak kondisi di kalangan audience yang berbeda.
- Media
massa dapat mengembangkan kontak yang serentak dengan jumlah orang banyak dalam
jarak yang jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah satu sama lain.
-
Hubungan
antara komunikator bersifat unik dan kolektif.
4. Tujuan media dalam komunikasi
(massa) kesehatan
-
Menciptakan
iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dam perilaku kesehatan.
-
Mengajarkan
keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan dan lain-lain.
-
Pengganda
sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan anjuran tindakan kesehatan.
-
Membentuk
pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
-
Meningkatkan
aspirasi di bidang kesehatan.
-
Mengajarkan
masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan informasi di bidang
kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.
-
Berpartisipasi
dalam keputusan atas hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
-
Mengubah
struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen di bidang kesehatan.
-
Menciptakan
rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dan lain-lain.
5.
Karakteristik Spesifik dari Masing-masing media
Karakteristik
SURAT KABAR dan MAJALAH :
1. Terbit secara teratur atau
frekuensi – regular
2. Berbentuk komoditi
3. Isi pesan bisa formal dan
informal
4. Berfungsi sesuai dengan iklim
publik
5. Audience adalah masyarakat
rural, urban dan cosmopolitan.
6. Relatif lebih bebas.
Karakteristik
FILM :
1. Teknologi audio visual.
2. Ditampilkan untuk publik.
3. Daya Tarik universal dan
meluas.
4. Dikuasai oleh gambaran fiksi.
5. Karakter internasional.
6. Regulasi ditentukan oelh
publik.
7. Karakter ideologis sangat
kuat.
Karakteristik
RADIO dan TELEVISI :
1.
Mempunyai keluaran yang sangat luas, menjangkau audience yang sangat jauh dan
tak saling mengenal.
2.
Tampilan pesan dalam audio visual.
3.
Teknologi dan organisasi pengelolah yang kompleks.
4.
Peranannya sangat ekstensif.
5.
Berorientasi pada karakter publik.
6.
Karakter nasional dan inernasional.
7. Isi
media sangat bervariasi.
8.
Regulasi lebih ketat.
Karakteristik
MUSIK REKAMAN :
1.
Teknologi pengganda pesan yang serempak.
2.
Tekanan teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan.
3.
Regulasi yang mengaturnya berskala rendah.
4.
Derajat internalisasi sangat tinggi.
5.
Cocok untuk sasaran orang muda.
6.
Berpotensi besar untuk disubversi
7.
Fragmentasi organisasi.
8.
Peluang resepsi yang beragam
Karakteristik
TELEMATIK :
1.
Teknologi berbasis pada computer.
2.
Mempunyai karakter hibrida dan tingkat keluwesan yang tinggi.
.
Potensial untuk interaktif.
4.
Fungsi pribadi dan publik.
5.
Regulasi untuk mengaturnya sangat rendah.
6.Bersifat interconnectedness – berkaitan dan bergantung satu sama lain.
1.
Institusi
religious
1.
Media
Sebagai Institusi
Media
masa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebar-luaskan
informasi dalam bentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan perilaku
yang sudah diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat.
Masyarakt
mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang menyebarluaskan
informasi, memengaruhi, menghibur, mendidik dan membimbing tindakan atau
perilaku individu sebagai suatu anggota kelompok masyarakat, atau membimbing
cara-cara bagaimana setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.
Kini,
dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah menjalankan semua
tugas dari institusi social yang ada dalam masyarakat. Jadi, peranan media
sangat unik dan kompleks karena “mengambil peran” institusi social.
2.
Media
sebagai agen sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri
berkaitan dengan dunia social yang luas melalui pembelajaran (leraning) dan
pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber
dari suatu kebudayaan.
Ada lima unsur penting dari media sebagai agen
sosialisasi, yaitu :
1.
Bahwa
dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana kebudayaan
(kepercayaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral, variasi
keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2.
Bahwa
nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari individu/kelompok
disebarkan ke masyarakat.
3.
Bahwa
ke dalam/internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dalam
penghayatan cara hidup terorganisir.
4.
Bahwa
ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternal ke internal melalui
proses belajar.
5.
Bahwa
proses belajar itu melalui sebuah agen-media massa.
Media
massa juga menampilkan/mensosialisasikan sejumlah informasi, peran yang
bersifat :
1.
Homogenisasi
nilai dan norma/monolitik
2.
Konsumerisme
3.
Nilai->
keindahan, kekerasan, kekuasaan, sopan santun, dll.
4.
Meniru
peran
5.
Berkurangnya
keakraban dan keterlibatan
6.
Selektif
sehingga orang harus memilih/minat tertentu
7.
Menyusun
jadwal kegiatan hidup
Peluang
untuk mensosialisasikan nilai atau norma dari satu kebudayaan kepada banyak
orang justru dimiliki oleh media. Dalam cara pandang sosiologi-komunikasi,
media berperan sebagai agen sosialisasi. Artinya, media massa memengaruhi
perilaku kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media
sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan
menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia.
Kedudukan media massa sebenarnya ada dalam proses komunikasi massa disamakan.
Media juga berperan sebagai institusi social karena media melaksanakan
seperangkat peran. Media sebagai agen sosialisasi karena media menjalankan
fungsi menyebarluaskan nilai dan norma social masyarakat demi proses
pembentukan diri berkaitan dengan dunia social melalui pembelajaran dan
pembatinan terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu
kebudayaan.
3.2 Kritik
dan Saran
Sebaiknya
makalah ini dilengkapi dengan
materi-materi lainnya yang dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo ., Dr., Prof.,
M.S., Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan,
Pustaka Pelajar
DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah Dasar, Edisi
Kelima, Edisi Bahasa Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997.
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra
Aditya Bandung, 1993.
Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.
Winarni, Komunikasi Massa (suatu pengantar), UMM, Malang 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar